Langsung ke konten utama

Diskusi Akhwat Berkarisma "Memilih Pasangan"

BismillahHollaa…. mimin repost ulan niiih…mangga icip dskusi pertama kita ini bukan tentang cinta di hari valentine, zamannya kita udah gk level pake baper2an yah hohoWaktunya para akhwat yg jomblo 

lebih

 serius & rasional arahkan cintanya karena Allah… yuk, kita belajar caranya ngedeteksi  pasangan idaman .. :vmw tau tips2nya??cek Disko#1 segera di: http://akhwatberkarisma.tumblr.com/ jgn lupa share sbanyak2nya guyyys!! Akhwat ber-karisma, elegan- penuh makna menuju bidadari syurga :)*ssstttttrahasia kita #akhwatonly

Bismillah,

sebelumnya, terima kasih untuk Teh Eva yang telah mengizinkan saya bergabung dalam diskusi ini. Khusus untuk tema ini, ingin sekali saya share, maka bagi para pembaca yang penasaran dgn berbagai topik lain yg sudah dibahas dalam diskusi, silahkan klik dan follow portal Tumblr Akhwat Berkarisma.

Semoga yang ikhwan juga baca, Aamiiin ya Rabbal 'aalamiin.

Baiklah, Langsung Saja.

Disko#1- Bagaimana Memilih Pasangan? (Part-1)

DISKUSI KAMIS ROMANTIS (DISKO) AKHWAT KARISMA ITB
“Bagaimana Memilih Pasangan, Bahagia di Dunia, Abadi di Surga”
Oleh Muhammad Firman, S.Si
(Praktisi Talents Mapping Nasional, Koordinator Fatherhood Forum Bandung)
akhwatberkarisma.tumblr.com
بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْ
Mari mulai dari ujungnya.
Kita menikah dan berkeluarga untuk bisa bahagia di akhirat dan di dunia ini. Maka dengan begitu kita menempatkan perihal menikah ini sebagai ibadah.
Maka memilih pasangan dimulai dari mencari seseorang yang juga berpikir seperti itu tentang Pernikahan dan Keluarga. Memang tidak mudah mencari seorang laki-laki yang sudah punya konsep tentang Keluarga dan Pernikahan. Belum banyak. Tapi ada dan bisa dicari. Keselarasan dasar pemikiran ini akan memudahkan pasangan untuk selalu berjalan seiring hingga bahagia di akhirat kelak.
Adapun karena untuk sampai ke sana kita harus sama sama meniti kehidupan di dunia, maka kita juga perlu memperhatikan faktor-faktor lain :
1. Tingkat Kedewasaan/Kemandirian
2. Kualitas karakter dan kepribadian
3. Kondisi dan latar belakang
4. Produktivitas hidup secara personal maupun sosial
5. Kemampuan untuk menyelaraskan hidup bersama
Pada akhirnya, kita bisa melihat ada hal-hal yang bisa kita kendalikan dan ada juga hal-hal yang tidak bisa kita kendalikan. Untuk itu, kita selalu kembali kepada apa yang Allah sudah sampaikan dalam Al Quran bahwa seorang wanita yang baik itu untuk laki-laki yang baik, wanita shalihat itu untuk laki-laki shalih, dan demikian juga yang buruk itu untuk yang buruk. 
>> nex to part2

Disko#1- Bagaimana Memilih Pasangan? (Part-2)

Sesi Tanya Jawab Asyik
<1> Q:
1. “Maka memilih pasangan dimulai dari mencari seseorang yang juga berpikir seperti itu tentang Pernikahan dan Keluarga” - - > maksudnya apakah bervisi sama ttg akhirat? Bagaimana ttg visi dunia?
2. Maksud dari poin produktivitas sosial dan menyelaraskan hidup bersama? Mohon diperjelas kang, dan bgmn menanggapi keadaan sekeliling/keluarga yg merespon bila status sosial (pend) akhwat nya terlihat lbh di banding ikhwannya
3. Kan ini judulnya memilih, bgmn bila belum ada pilihan saat ini tp ada yg terlintas di pikiran? Sementara ada sedikit pengalaman kurang enak sebelumnya dan membuat takut/trauma
>> A:
1. Yang penting visi akhirat. Kalau visi dunia, silahkan saling menyesuaikan sambil menjalani pernikahan. Pasti terjadi ini mah, berkompromi soal visi dunia.
Kualitas keselarasan pasangan bisa dilihat di sini. Apakah keduanya mau untuk benar-benar saling menyesuaikan untuk realita hidup dunia ini.
Contoh paling gampang : data perceraian saat ini paling banyak orang berpisah karena faktor ekonomi. Ini kan masalah ‘visi dunia’. Ironis sekali.
2. Mengenai produktivitas sosial, sebuah pernikahan harus menjadi penopang untuk seorang laki-laki dapat hidup produktif baik secara personal maupun sosial. karena bagi laki-laki itu kewajiban. obligation. Maka sejak awal pernikahan, flow dasar pernikahan adalah : 1. membangun fondasi pernikahan. 2. membangun fondasi nafkah 3. membangun fondasi pengasuhan.
Maka pada dasarnya lebih mudah dikelola jika dalam 10 tahun pertama pernikahan seiring fondasi diperkuat, di saat yang sama sang suami bisa mengembangkan karir/usaha di luar rumah dan sang istri bisa membangun fondasi pengasuhan di dalam rumah. Kalau ketimpangan status pendidikan mah sebenarnya bukan masalah sama sekali. kalau ada yang mempermasalahkan, ngga usah terlalu diambil pusing. yang penting sang suami tetap mantap sebagai pemimpin dan pemelihara keluarga
3. Kalau tentang belum punya pilihan, ini berarti waktunya untuk menjernihkan pikiran, perasaan, dan niat tentang keluarga. kalau ada perasaan perasaan ngga enak atau persepsi yang menghambat tentang pernikahan maka ini waktu yang pas untuk mulai mengurai, membahas, dan menjernihkannya.
<2> Q:
1. Manakah dari 5 faktor diatas yang sebaiknya diutamakan?
2. Setelah menikah seorang wanita cenderung akan menghabiskan waktunya untuk mengurus suami dan anak, disitu amalan2 rutin yang dimilikinya sebelum menikah mungkin akan sedikit terkikis. Bagaimana menyikapi hal tersebut? Bagaimana peran suami dalam hal itu?
3. Apa batasan hal (Kondisi keluarga) yang perlu dibagikan ke calon suami sebelum menikah atau saat masa khitbah?
>>A:
1. Lima faktor itu penting semua, tentang 5 hal di atas : yang paling penting tentu adalah faktor kedewasaan, karakter, dan produktivitas.
2. mengenai amalan rutin, pasti memang ada yang berubah. nah sebenarnya kan ada amalan-amalan baru. kesempatan ibadah baru. saya rasa ini tidak apa apa. namun tentu suami harus turut membantu untuk menciptakan rutinitas keseharian yang dirasa paling optimal. Perlu dipahami oleh para suami bahwa ia adalah pemelihara istrinya. Maka ia harus menciptakan kehidupan di mana istrinya terus bertumbuh, semakin berkualitas, semakin bahagia.
3. Mengenai informasi yang bisa dibagikan pada suami, saran saya batasannya begini saja : bagikan info yang kita tidak jadi merasa malu/ngga enak perasaan jika ternyata khitbahnya tidak berlanjut.
<3> Q:
Bagaimana jika umur melewati target menikah kita misalnya, haris kah standar2 yg kita buat jadi menurun kang? Harus kah berdamai dengan keadaan alias pasrah?
>>A:
Mengenai target menikah, tentu kita perlu punya target & target terpenting adalah tentang target atas diri kita sendiri. Misal : saya punya target masuk ke dalam pernikahan dalam kondisi sudah mengenai ilmu ilmu dasar parenting. target saya masuk ke dalam pernikahan sudah bisa membaca Quran dengan baik dan juga sudah punya hafalan. target saya masuk ke dalam pernikahan dalam keadaan sudah memperbaiki hubungan saya dengan orangtua saya. Nah target-target seperti itu jauh lebih penting dan ada dalam kendali kita. Adapun kalau target target yang terkait “orangnya”, yang penting kita punya komposisi target yang benar. Maksudnya, target target itu kan bisa beda beda urgensi dan skala prioritasnya. Target punya suami yang hafidz Qur'an tentu bagus. Namun masih lebih mendasar target punya suami yang selalu shalat berjamaah di masjid dan selalu mencari rizki yang halal. Nah perkara target-target tentang “orangnya” wajar wajar saja kalau ada pergeseran selama yang prinsip tidak pernah digeser. Yang jelas, khususnya buat para akhwat nih.. ingat prinsipnya : menikah adalah untuk ibadah. dan pernikahan adalah ibadah yang besar. Jadi menikah itu bukan “membuat sebuah kisah indah nan romantis”.
Jangan sampai fantasi tentang kisah cinta, romantisme, dan bumbu bumbu zaman menimbulkan banyak bias dalam rencana menikah.
Misalnya juga : ada yang sudah usia 40 lebih. sudah sangat terbiasa hidup mandiri. Fun Fearless Female gitu lah. Karena perasaan itu akhirnya dia cenderung berpikir “ya udah lah, ngga usah nikah aja. aku bahagia juga kok hidup sendiri”. Masalahnya adalah : ya ngga menikah itu artinya melewatkan kesempatan menjalankan sebuah ibadah yang sangat besar. Penting untuk selalu menjadikan ilmu sebagai kompas pikiran dan perasaan.

**Tambahan : jangan lupa bahwa dalam sepanjang hidup wanita, sejatinya selalu ada dalam perwalian. Artinya, kalau belum punya suami, ya berarti masih terhubung dengan walinya. ayahnya, kakaknya, adiknya, atau siapapun yang jadi wali atas dirinya. Terlebih jika masih ada ayah. maka hiduplah di hari ini. jadi seorang anak yang sebaik-baiknya bagi ayah yang masih hidup.**

akhwatberkarisma diskusikamisromantis nextopart3 memilihpasangan

Disko#1- Bagaimana Memilih Pasangan? (Part-3)

Sesi Tanya Jawab Asyik
<4> Q:
Untuk tipikal wanita yang mudah kagum dengan orang baik (pria). Bagaimana cara meminimalisir kekaguman itu dari sudut pandang pria?
Bagaimana tahu lelaki yg memang baik? Karena kita hanya mengenal sekilas ketika bertemu sehari-hari, tidak tahu sifat aslinya bagaimana.
>> A:
Alih alih risau soal “jodoh yang belum juga datang”, lebih baik terus mencurahkan upaya untuk memuliakan, menaati, dan menyayangi ayahanda. begitu ya
Kalau merasa mudah kagum sama orang baik yang laki-laki, ya cek lagi, sikap ke ayah bagaimana? Kalau masih single, dan masih ada ayah, lebih baik kagumilah ayahmu. Sebenarnya menjadi seorang anak putri yang baik dan taat, patuh, sayang pada ayahanda adalah salah satu latihan terbaik untuk menjadi seorang istri ideal. Itulah masalah jaman ini. anak jauh dari orangtua. sebelum perwalianmu diserahkan kepada laki-laki yang entah dari mana, entah seberapa murni cintanya padamu, sayangi taati dan berbaktilah pada ayahmu sebaik-baiknya. Mengenai bagaimana mengenal ikhwan yang baik, nah ini memang butuh investigasi berlapis. betul, ini nyambung dengan 5 faktor di atas. Tapi paling gampang adalah : serahkan hal itu pada ayahmu. Biar ayah yang nanya : kamu gimana caranya nyari duit? halal ngga? apa pendapatmu soal riba? pernah ngerokok?
<5> Q:
1. Misal ada akhwat yg tidak memiliki orang tua. Lalu ada ikhwan yang berniat ta'aruf lalu melama (serius). Nah, kalo ta'aruf kan bisa lewat murobi. Kalo melamarnya melalui siapa?
2. Jika ada anggota keluarga yang tidak setuju/ kurang ‘sreg’ dengan calon suami (pasti anggota keluarga tsb punya pendapatnya sendiri dll), Bagaimana cara memberi pengertiannya?
>> A:
1. seorang wanita harus selalu memiliki wali. jika ayahmu meninggal, hubungi kakakmu atau adikmu atau pamanmu. bilang ke mereka, suka tidak suka saya sekarang jadi tanggung jawabmu. Kalau memang benar-benar ngga ada, ya jadinya pakai Wali Hakim. Yang boleh jadi Wali Hakim adalah ulama. Bisa juga minta bantu Pengadilan Agama untuk hal ini.
2. Mengenai pendapat dari keluarga terkait ikhwan yang dipilih, tentu itu perlu diperhatikan. namun tetap hak memilih ada di sang wanita. bersabarlah, dan bersandarlah pada prinsip prinsip dari Rasulullah. Kalau ortu kurang sreg karena calon suami tidak punya pekerjaan tetap, dengarkan kegelisahan orangtua, sampaikan ke sang calon suami, dorong yang bersangkutan untuk bisa menunjukkan kemampuannya dengan caranya sendiri. sampai orangtua bisa melihat bukti bahwa meski tidak punya pekerjaan dan penghasilan tetap, ia adalah seorang lelaki yang selalu tetap bekerja dan berpenghasilan.
Kesabaran, kesantunan, dan selalu bersandar pada prinsip prinsip dari Rasulullah adalah menu utama hari-hari berdiplomasi pada orangtua untuk memohon penerimaan mereka atas calon pasangan yang kita pilih. Sudah banyak buktinya dan hasilnya. Ada yang bersabar setahun, ada yang dua tiga tahun, ada yang sampai lebih dari lima tahun. Walau di saat yang sama, selalu kembali kepada Allah. Bisa jadi seseorang yang sudah sangat kita yakini adalah jodoh kita, ternyata bukan. Selalu istikhoroh dan berserah kepada Allah. Selalu.
<6> Q:
1. Bagaimana cara mengetahui seorang laki2 itu open minded atau tidak?
2. “Kalau masih single, dan masih ada ayah, lebih baik kagumilah ayahmu.”
Jika ayahnya tidK bisa dikagumi? Kan scra psikologis anak perempuan yg mencari 'kasih sayang’ di luar itu karena tdk mendapatkannya di rumah, dari walinya sendiri?
3. “Serahkan pada ayahmu juga.” Bagaimana jika pemahanam agama ayah kuranh sehingga tidak menanyakan hal2 seperti itu?
4. Kang, bermasalah di sisi apa ya seseorang yg hati nya selalu tak mantap akan suatu pilihan?
>> A:
1. Cara mengenali pemikiran seorang laki-laki adalah lihat siapa teman dekatnya. tanya pada teman-teman dekatnya. Minta bantulah pada orang lain yang lebih bisa mengakses dan berinteraksi dengan orang tersebut.
2. Kalau ayah tidak bisa dikagumi, semoga sang ayah masih tetap bisa disayangi. di generasi ini memang banyak wanita yang kurang mendapatkan kasih sayang dari ayahnya. DAN solusinya memang segerakan menikah. Yang pasti, kalau seorang anak terus berusaha menyayangi orangtuanya, maka Allah akan semakin menyayangi sang anak. Jika setelah menikah kebutuhan kasih sayang belum terpenuhi maka kualitas pernikahannya harus terus ditingkatkan. Dan yang paling bisa kita lakukan untuk mendapatkan kebahagiaan dari kasih sayang adalah dengan MENJADI orang yang mengasihi dan menyayangi. jadi bukan hanya menunggu disayangi..terlebih dengan terpatok pada fantasi atau imajinasi sendiri tentang “bagaimana semestinya saya disayang oleh suami”. Jangan terobsesi dengan fantasi dan imajinasi sendiri. Apresiasi apapun yang bisa dilihat sebagai cara suami menyayangi. Jangan sampai merasa belum disayangi karena suami belum menjadi pendengar yang empatik saat curhat, atau belum pernah dikasih momen momen romantis. Cara suami menyayangi itu beda-beda. tetap boleh punya keinginan disayangi dengan cara tertentu. TAPI PASTIKAN ITU DISAMPAIKAN. Berharap sama suami tapi ngga pernah menyampaikannya pada suami. wadhuuuuh.. udah tau kebanyakan laki-laki itu emang ngga peka. Bukan ngga mau peka lho ya. memang ngga mampu karena ternyata dunia perasaan itu bukan dunia mereka. harap maklumgrin emotikon
Jadi, kasih sayang itu harus dicari dan diikhtiarkan SELALU di dalam keluarga. Dengan orangtua, atau dengan pasangan. Masyarakat yang selalu mencari dan mengembangkan kasih sayang di luar keluarga akan menjadi masyarakat yang enggan berkeluarga.
<7> Q:
Di luar keluarga maksudnya dgn teman atau khusus ke lawan jenis?
>> A:
Jadi, selama dalam hidup seseorang itu masih ada keluarga, apakah itu orangtua, saudara kandung, pasangan, maka ia wajib mendahulukan mencurahkan kasih sayang ke mereka. Perhatian, waktu, perasaan, bahkan tenaga dan uang, harus kita curahkan untuk mereka dulu sebelum teman, komunitas, dan lain lain. Jadi bukan sekedar lawan jenis. Teman pun justru bisa jadi pengalih perhatian kita kepada keluarga. Kalau kasih sayang dalam keluarga sudah baik dan terpelihara, silahkan untuk juga mencurahkan kasih sayang kita pada teman, lingkungan, dan lain lain. 
>> next to part 4
akhwatberkarisma diskusikamisromantis memilihpasangan nextopart4

Disko#1- Bagaimana Memilih Pasangan? (Part-4)

Pertanyaan Spesial
Bermasalah di sisi apa ya seseorang yang hatinya selalu tak mantap akan suatu pilihan?
Answer:
Tentang hati yang selalu tak mantap akan suatu pilihan, ini banyak yang mengalami. Bisa jadi karena sejak kecil tidak terbiasa mengambil keputusan sendiri. Bisa jadi karena waktu kecil/remaja, tiap punya pilihan malah diragukan oleh orang lain. Keadaan ini, bisa dideskripsikan sebagai “kondisi psikis yang membutuhkan waktu lebih banyak dalam proses afirmasi”. Intinya butuh waktu dan proses yang lebih panjang untuk sampai yakin. Artinya, bukan ngga bisa yakin. hanya saja butuh pelan-pelan dan butuh banyak faktor pendukung untuk sampai benar-benar yakin.
Solusinya : temukan alur yang dibutuhkan agar proses memilih dan mengambil keputusan bisa berjalan dari ragu hingga yakin dengan langkah langkah spesifik. dan biasanya membutuhkan dukungan atau konfirmasi/persetujuan dari orang yang dipercayai. Alurnya mulai dari mengembangkan alternatif pilihan, memperjelas tujuan, mengumpulkan informasi yang bisa memudahkan kita membedakan pilihan, menentukan parameter2 dalam menilai pilihan, sampai meminta pendapat atau tanggapan dari orang yang dipercaya pertimbangannya.
begitu kira-kira :)
Moderator: Penutup dari saya, menikah itu ibadah panjang, maka memilih yg mau sama2 ibadah jangka panjang jadi sangat penting, ayo siapin dari sekarang!
============================================
Akhwaters shalihah, merasa dapat banyak manfaat dari sharing ini?Yuk, share post sebanyak-banyaknya!Kita saling tebar inspirasi dan manfaat, dan jangan lupa pantengin terus diskusi romantisnya setiap malam jum’at cuma di #diskusikamisromantis  Wassalamu’alaikum.wr.wb
============================================
Recomended:
> Disko#1- Bagaimana Memilih Pasangan  (Part 1-4) 
> Disko#2- Financial Planning (Part 1-7)
> Disko#3- Dare to be a Supermom (Part 1-3)
> Disko#5- Riba & Gharar (Part 1-4) 
Salam Akhwat ber-karisma,
Elegan- penuh makna menuju bidadari syurga :) 
akhwatberkarisma diskusikamisromantis memilihpasangan


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Legalisir Ijazah dan Transkrip untuk Lulusan Perguruan Tinggi / Universitas Swasta

10 Muwashofat Tarbiyah

Hadiah terindah di sisa usia :)